Suhu
mulai memanas di dalam mobil Panther yang saya tumpangi. Keringat saya mulai
menetes lantaran gerah karena AC-nya mati. Dari Nganjuk, saya dan 12 rekan dari
Ampura (Asosiasi Mahasiswa dan Pemuda Nusantara) akan menuju ke Kabupaten Blora.
Dalam benak, saya senang sekali karena akan mengikuti acara Roadshow
Saudagar Nusantara yang diadakan oleh SSI (Serikat Saudagar Nusantara) di
Blora. Sebetulnya biaya mengikuti acara ini lumayan mahal, namun beruntungnya
kami mendapat beasiswa dari Pak A Dudi Krisnadi. Kami berterimakasih sekali
kepada beliau. Beliau merupakan owner dari PT. MOI, Moringa Organik Indonesia
yang telah melanglang buana mengabarkan khasiat tumbuhan kelor kepada sesama.
Di beberapa wilayah, tumbuhan yang satu ini sering dituduh sebagai tumbuhan
mistis. Kata Pak Dudi, padahal diluar negeri tumbuhan ini disebut sebagai
superfood, mother best friend, atau the miracle tree. Tumbuhan yang memiliki
kandungan gizi yang luar biasa, baik dan direkomendasikan sekali untuk
menangani malnutrisi.
Mobil terus melaju meninggalkan kabupaten Bojonegoro dan mulai memasuki
Kabupaten Blora. Berhubung masih hari sabtu dan acara roadshownya besok pagi,
kami bermalam dahulu di kediaman Pak Dudi.
Pagi hari, saya terbangun oleh udara segar di dekat perkebunan kelor rumah
Pak Dudi. Dari jendela, tampak tetesan embun yang jatuh dari atap green house miliknya,
sejuk sekali. Ternyata tujuan Pak Dudi membangun lahan disini adalah sebagai
pusat pembelajaran, semua tanaman dipupuk dengan daun kelor yang telah diolah. Jauh
dari keramaian dan pemukiman, sejauh mata memandang, disini saya hanya melihat
kebun kelor, green house, dan sawah. Dalam hati saya berkata, Pak Dudi bisa
sehebat ini karena menjalankan dhawuh dari Guru-nya, yaitu perintah tentang
memakmurkan bumi-Nya Tuhan.
Waktu menunjukkan pukul 5.30 pagi, saya sudah rapi dan siap berangkat
menuju ke Pendopo Bupati Blora. Dengan mengendarai mobil, Pak Dudi memandu
perjalanan kami hingga sampai di Pendopo, beliau sangat semangat karena akan
memberi sambutan utama di acara ini.
Dalam sambutannya beliau menceritakan bahwa bisnis bukanlah bisnis. Beliau
berpendapat bahwa bisnis adalah amal dan sedekah. Dalam membangun perusahaannya
pun, beliau sangat terbuka. Bahkan beliau membuka pintu lebar-lebar bagi
siapapun yang ingin datang ke Puri. Setahu saya Puri itu singkatan dari pangan
untuk kelorina. Nama Puri yang sekarang ini adalah tempat kediaman Pak Dudi.
Yang saya ambil dari cerita Pak Dudi adalah sosok yang tidak takut membagi
ilmunya bahkan mengajari cara membuat produknya kepada siapapun yang ingin
belajar. Saya heran, biasanya orang yang punya perusahaan tidak serta merta
menceritakan semuanya kepada orang lain, bisa jadi alasannya takut kalau ada
yang menyaingi dan merugikan perusahaan. Namun, beda dengan Pak Dudi. Tidak ada
yang dirahasiakan. Malah setiap kali beliau membagi ilmunya, ada saja rezeki
yang datang. Bukannya rugi, malahan bertambah. Begitu ungkap Pak Dudi.
Narasumber yang kedua yaitu Mbak Tiwi (Tri Widayanti). Pakar market place,
founder Fabil Group. Ibu muda yang memiliki 2 orang anak ini juga sharing
tentang pengalamannya dalam berbisnis. Sejak kuliah di Surabaya, Mbak Tiwi sudah
berjualan melalui online. Ia bahkan mengantar langsung ke tempat pelanggannya
menggunakan sepeda motor. Pernah waktu itu hujan deras, namun dengan semangat
Mbak Tiwi tetap mengantarkan barang hingga ke rumah pelanggannya, kenang Mbak
Tiwi.
Kesungguhan dan optimislah yang membuat Mbak Tiwi menjadi sukses seperti
sekarang ini. Omsetnya menembus puluhan hingga ratusan juta rupiah perbulan.
Saya tidak bisa membayangkan uang sebanyak itu didapatkan Mbak Tiwi hanya dari
genggamannya. Kerja malam hari, siangnya rekeningnya sudah penuh. Gila bener,
ucap saya dalam hati.
Dari ceritanya, Mbak Tiwi bergerak di jalur MLM (Multi-level Marketing). MLM
ini sering digunakan perusahaan-perusahaan besar sebagai strategi untuk
menggenjot pemasaran suatu produk. Tentunya
Mbak Tiwi memiliki tim yang sangat aktif dalam memasarkan produk.
Dalam sebuah artikel dijelaskan bahwa MLM atau pemasaran berjenjang adalah
strategi pemasaran yang tenaga penjualnya (sales) tidak hanya mendapatkan
kompensasi atas penjualan yang mereka
hasilkan, tetapi juga atas hasil penjualan sales lain yang mereka rekrut.
Dijelaskan juga di wikipedia bahwa “pemasaran berjenjang memanfaatkan konsumen
sebagai tenaga penyalur secara langsung. Harga barang yang ditawarkan di
tingkat konsumen adalah harga produksi ditambah komisi yang menjadi hak
konsumen karena secara tidak langsung telah membantu kelancaran distribusi.”
Suatu kebahagian tersendiri buat saya, dalam forum itu saya diberi
kesempatan untuk bertanya kepada Mbak Tiwi. Yang saya tanyakan adalah bagaimana
membangun kepercayaan orang meskipun kita berjualan melalui online. Simple,
Mbak Tiwi menjawab “sharing-sharing dulu baru selling-selling. Jangan lupa juga
beri like dan koment-koment di facebook orang.”
Saya jadi mengerti, ternyata benar teori selama ini, dalam memasarkan
produk hindari cara hard selling. Yang cirinya langsung menawarkan tanpa
melakukan pendekatan terlebih dahulu dengan calon pelanggan. Seperti halnya
kita berteman. Kalau orang lain yakin dan tahu kita orang baik, tidak menutup
kemungkinan produk yang kita tawarkan closing..
Yang Mbak Tiwi lakukan adalah sharing kepada teman di status facebooknya,
lalu membuat testimoni-testimoni dari teman. Misalnya ada teman yang kesulitan ekonomi,
setelah mengikuti yang dianjurkan Mbak Tiwi kini penghasilannya 1 juta perbulan.
Nah, testimoni ini penting. Semisal sms dari pelanggannya tadi di posting ke
facebook. Itulah beberapa tips membangun trust atau kepercayaan.
Mbak Tiwi juga menegaskan bahwa kita hanya wasilah saja. Kita membantu
orang menemukan solusi. Benar-benar soft selling bukan?
Dunia telah berubah, benar sekali ugkapan Pak Rhenald Kasali dalam bukunya
yang berjudul “Disruption”. Sebuah buku yang menarik kesadaran kita bahwa
pemain baru dalam pasar mulai mendisrupsi para incumbent (pemain lama). Bagi
incumbent hanya ada 2 pilihan, berubah atau musnah. Begitu yang saya pahami. Hal
ini tercermin dalam model bisnis Mbak Tiwi. Mbak Tiwi telah membuktikan bahwa
dunia sekarang ada di dalam genggaman.
Saya anggap Mbak Tiwi masih kategori generasi millenial. Ia sangat
menikmati dan memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada saat ini. Ia menganjurkan
untuk memanfaatkan semua lini, seperti facebook, istagram, twitter, youtube,
whatsapp, dan masih banyak yang lainnya. Pesan dari Mbak Tiwi, penting dan
perlu untuk belajar menulis. Menulislah dari yang sederhana. Kalau nunggu
tulisan kita bagus, kapan kita bisa bermanfaat bagi orang lain?
Kata Mbak Tiwi juga nggak usah nunggu perfect, tulis saja mengalir
apa yang ada dalam pikiran kita. Namun kita harus menetapkan tujuan terlebih
dahulu. Apa tujuan kita berbisnis? Lewat menulis tujuan kita kan bukan mencari
uang, tetapi dapat digunakan sebagai media berdakwah.
Kesuksesan Mbak Tiwi dan suaminya saat ini tidak terlepas dari kekuatan tim
yang mereka bentuk. Digital tim sangat dibutuhkan. Biasanya Mbak Tiwi
menyarakan kepada tim nya untuk membaca buku terkait hal-hal yang berhubungan
dengan pekerjaan timnya. Misal butuh belajar tentang a, maka Mbak Tiwi
menyarankan baca buku tentang a. Begitu tutur Mbak Tiwi dengan penuh semangat.
Coach yang selanjutnya adalah dokter Fahmi. Beliau sangat energik sekali
dalam membagi kisah pengalamannya dalam berbisnis. Dengan suara tegas dan
menggelegar, beliau memberikan teori-teori yang luar biasa.
Saat ini saya sedang mengembangkan bisnis abon lele, merek yang kami
gunakan adalah Abon Japo. Akronim Japo diambil dari kata Jatayu Pomosda. Begitu
dokter Fahmi menjelaskan, pikiran saya langsung mengkonversi teori itu di Abon
Japo.
Teori pertama :
Gunakan formula 5 : 3 : 1
Formula 5
1.
Enak rasanya
2.
Cepat pelayanannya
3.
Ramah pelayanannya
4.
Bersih dan higienis makanannya
5.
Aman kemasannya
Formula 3 ter....
1.
Terbanyak penikmatnya
2.
Tercanggih alat produksinya
3.
Terjamin kualitasnnya
Formula 1
1.
Satu-satunya abon yang ada moringanya
Selain teori formula 5 : 3 : 1 tadi, dokter Fahmi juga mengajarkan hal apa
saja yang wajib diketahui oleh bisnis owner.
1.
Uang adalah jantungnya. Ini merupakan kuasa business
owner
2.
Badan perijinan. Kita harus mengendalikan
legalitas bisnis kita.
3.
Quality of produk. Ini penting dan harus dipegang
sendiri, kemasan produk maupun racikan bumbu produk kita.
4.
Partnership. Jangan diserahkan kepada orang lain.
Misal siapa melakukan apa, berapa dan apa saja yang dikerjakan. Kalau ini tidak
tahu maka siap-siap kita akan dibohongi karyawan.
5.
Riset dan data. Kata dokter Fahmi, kita harus cari
tau sendiri, harus kuasai data.
Baru setelah itu kita bikin kuasa sistem, diantaranya:
1.
Financial. Semua yang terkait dengan keuangan
harus dibuatkan sistem.
2.
Daily operation legal
3.
Aset dan stok
4.
Kinerja SDM
5.
Promosi harus dilakukan dengan sistem.
Sebenarnya masih banyak sekali teori yang diajarkan dokter fahmi, namun
yang menurut saya inti dan garis besar untuk diterapkan dalam bisnis kita ada
di dalam tiga teori diatas.
Menyusul yang terakhir, yaitu Kang Rendi. Orangnya masih muda, cerdas, dan
sabar dalam mengajar peserta RSN Blora. Masih di suasana pendopo Bupati Blora,
Kang Rendi menjelaskan perbandingan apabila mencari modal dari hutang bank
(debt) dibandingkan bila (equity) kerjasama modal dan saham.
Dari pemaparannya didapat kenyataan sebagai berikut:
1.
Debt
Ø No risk. Bank tidak
mau tau bisnis nasabahnya. Pokoknya kalau jatuh tempo, ya bayar
Ø Bunga yang sifatnya
fiks
Ø Minta agunan
2.
Equity
Ø Risk. Siap menerima
risiko dari bisnis.
Ø Deviden. Berbasis
pada bisnisnya
Kang Rendi sangat menganjurkan peserta yang rata-rata berasal dari UMKM
untuk pandai memahami financial language, atau bahasa keuangan.
Jam menunjukkan pukul 5 sore, workshop dilanjutkan di kantor Setda Blora.
Di sebuah gedung lantai 2, materi keuangan oleh Kang Rendi dilanjutkan disana. Suasana
hujan dan dingin mendukung sekali kantuk saya. Namun saya sudah terlanjur
bertekad harus memahami materi keuangan. Saya sadar, ini kesempatan yang tidak
boleh terlewatkan.
Untung oleh panitia diberi waktu coffe break. Sejenak beberapa saat kami
ishoma. Setelah itu dilanjutkan lagi forumnya. Di notebook saya tulis
besar-besar “Saya harus mampu memahami bahasa keuangan, saya harus mampu mengoperasikan
angka-angka.” Ajaib, semangat saya kembali bangkit. Mata saya fresh dan kantuk
saya pun hilang. Hehe...lebay
Benar saja apa yang dibilang Kang Rendi, gimana kita mau dipercaya investor
kalau dengan bahasa keuangan saja nggak paham. Menghitung saja sering
salah. Bisa-bisa bukan malah untung, tapi justru mendatangkan musibah. Guyon
Kang Rendi dengan peserta.
Kang Rendi memberi soal business language yang cara termudahnya dikerjakan
di rosseta stone dalam format excel. Saya punya aplikasinya, dan saya siap
berbagi. Di dalam rosseta stone sudah ada neracanya. Selama ini saya menghitung
neraca masih dengan metode yang konvensional, bisa sampe 8 shit baru ketemu
neracanya. Tapi di rosseta stone, kita bisa mengetahui cash flow kita, bahkan sampai
neraca dalam 1 shit saja.
Ternyata bahasa keuangan sangat krusial sekali. Mungkin ini penyebab
kebanyakan UMKM sulit bisa maju menjadi perusahaan yang besar. Dengan bahasa
keuangan masih sering salah hitung. Dengan mempelajari keuangan, kita sebagai
owner dapat mudah dalam mengambil keputusan. Investor kita pun percaya dengan
perusahaan kita. Begitu mungkin kesimpulannya.
Saya masih teringat dhawuh Guru saya, Bapak Kiai Tanjung. “Berdunia itu
harus profesional. Gunakan semua potensi yang telah diberikan Tuhan kepada
kita. Akal, indra, dan organ.” Saat ini, walaupun usia saya baru 20 tahun. Saya
bersyukur sekali telah dipertemukan dengan sosok yang membimbing saya untuk
mengenal Tuhan. Sosok yang mampu menjawab “mengapa kita dilahirkan di dunia,
ngapain di dunia, dan kemana kita setelah mati.” Hal itu akan saya jadikan dasar
hidup dan saya pegang kuat untuk menghadapi tantangan kehidupan yang akan
datang, baik itu berbisnis, berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara.
Dari pertemuan
dengan orang-orang hebat seperti Pak Dudi, dokter Fahmi, Kang Rendi, Mbak Tiwi,
dan rekan-rekan peserta RSN Blora, saya menjadi terinsipirasi. Saya tidak sabar
ingin megaplikasikannya di usaha Abon Japo ini. Semoga saya dan pembaca yang
sedang maupun akan menjalankan bisnis selalu diberi kemudahan dan kelancaran oleh
Allah Swt. Dan semoga mendapatkan berberan berkah shawab pangestu Guru
Wasithah. Amin ya robbal ‘alamin.
Thanks broh...
ReplyDeleteMeninspirasi sekali mba aul👍siap belajar banyak ini
DeleteIya teman2...lets go..saatnya kita berlari kencang.
DeleteMantab aul, alumni banyak kreatifitas yg perlu dikembangkan ini, Salam Nusantara Bangkit
ReplyDeleteIya nan. Salam!!
ReplyDeletesemoga lancara usahanya, berkah hasilnya, menyenangkan bagi semua... aamiin...
ReplyDeleteAmin..maturnuwun pak lek doa dan supportnya...
ReplyDeleteSangat menginspirasi
ReplyDelete