Hari minggu ini aku
milih membaca buku aja, biar ada alasan juga untuk mager (malas gerak) hehe. Kemarin
sabtu sebelum meeting dengan rekan-rekan JMN (Jatayu Mandiri Nusantara), aku
sengaja mampir ke gramedia beli buku Perempuan Pemimpin. Buku yang ditulis oleh
Bu Betti Alisjahbana ini cukup menyedot perhatianku untuk terus membaca.
Ditemani secangkir
teh dan setoples biskuit, aku melahap lembar demi lembar gagasan di buku
tersebut. Di situ diceritakan pengalaman para wanita hebat seperti Bu Atiek Nur
Wahyuni (CEO Trans Media Group), Ibu Tri Rismaharini (Wali Kota Surabaya), Bu Mira
Lesmana (Produser Film, Founder Miles Film), Bu Nurhayati Subakat (founder dan
CEO Wardah Cosmetics), dan masih banyak lagi wanita hebat yang lainnya. Semangatku
membara, bisa nggak ya aku seperti mereka?
Saat ini usiaku mulai
menginjak ke 21 tahun, dan tepat tanggal 24 Oktober nanti adalah hari ulang tahunku.
Yang aku rasakan adalah dilema. Pertama, aku dituntut orangtua untuk
menyelesaikan studiku di jurusan Teknik Industri tepat waktu. Kedua, kalau sudah
sarjana aku disuruh menikah? Ketiga, disamping itu aku ingin menjadi wanita
hebat seperti tokoh-tokoh tadi.
Di dalam hati,
kadang aku bertanya. Apakah setelah menikah, perempuan itu kecil
probabilitasnya untuk meraih cita-cita? Apakah jika menjadi wanita karir kita
masih bisa mengerjakan tugas sepenuhnya sebagai istri dan ibu untuk anak-anak? Apakah
masih tabu seorang perempuan memilih karir dan mandiri finansial dari pada
menikah?
Sebelumnya saya
sempat tergelitik dengan istilah emansipasi wanita. Apakah pemahannya seperti
ini, wanita harus sejajar kedudukannya dengan kaum laki-laki. Sekarang ini nggak
jarang kita melihat perkerjaan-pekerjaan yang dulu hanya dilakukan laki-laki,
namun kini perempuan juga bisa. Misalnya menjadi pemimpin perusahaan, pemimpin
daerah, atau bahkan menjadi mentri.
Aku sering
meragukan kemampuanku sendiri dibidang apapun. Bukankah jika ingin sukses itu
harus percaya diri? Untuk menepis pesimisku, saat ini aku mulai belajar membuka
usaha abon lele. Bisnis ini baru berjalan 2 bulan. Sebagai perusahaan start-up,
saat ini aku benar-benar mengalami dan merasakan yang namanya gejolak. Tapi aku
senang, mulai merasakan susahnya mencari uang. Aku pun nggak sendiri,
temanku:Putri dan Uswah, bagiku mereka calon perempuan hebat yang gigih disaat
ini. Kami bekerja sama, siang dan malam memikirkan langkah-langkah usaha abon
lele ini. Selain itu punya teman-teman di JMN yang selalu siap membantu disaat
kami mengalami kendala dalam usaha.
Kembali ke topik
diawal, itulah sebabnya mengapa aku butuh banyak belajar dari
perempuan-perempuan hebat yang saat ini sukses dibidangnya. Suatu saat nanti
aku ingin menjadi perempuan yang sukses membangun keluarga, bisnis, dan
masyarakat. Amin.
Aku inget banget dhawuh Guru-ku Bapak Kiai Tanjung. Bahwa Tuhan telah menciptakan akal, indra, dan organ, maka berdayakan! Pesan itu aku ingat sampai sekarang, di hadapan-Nya, Tuhan tidak membedakan laki-laki maupun perempuan. Berarti tidak ada alasan bagi perempuan untuk tidak memberdayakan segala potensi yang dimiliki. Semangat girls. Kita pasti bisa!
Perempuan dan laki-laki adalah sebuah kata untuk memudahkan dalam membedakan manusia yang berjalan di bumi, namun, hakikatnya adalah sama.
ReplyDeletePerihal emansipasi, bukankah setiap manusia diberi panca indera untuk diberdayakan, Guru kita ngendikan, "pembendaharaan yang sesungguhnya adalah panca indera yang diberikan oleh TUhan kepada kita, tergantung kita mau pakai atau tidak, jika mau memaksimalkannya; belajar sungguh-sungguh, membaca yang rajin, praktik, tidak takut salah, dll, insyaallah akan m'mapan' dengan sendirinya."
Saya kira, telat bukanlah kata yang tepat untuk siapa pun. Menurut hemat saya, kata-kata seperti bodoh, pintar, cerdas, telat, berhasil, sukses, dll hanyalah imaji, karena sesungguhnya kata-kata itu tidak ada, manusia membikinnya sendiri untuk menginterpretasikan atas apa yang menurutnya benar, lahirlah kata-kata tersebut.
Semisal, adakah orang yang "sukses"? Padahal kita tidak tahu di masa mendatang akan terus sukses, contohnya, Seven Eleven saat ini, apakah dia sukses? Betul dia sukses, tapi dulu, nyatanya sekarang dia gagal karena Sevel telah pailit. Namun, namun, namun, apakah pengusaha CEO Sevel sekarang orang gagal? NO! NO! Belum tentu, karena di masa mendatang, dia bisa jadi terang, sama seperti bumi ini, adakalanya siang, malam, gelap, dan terang.
"Dan sesungguhnya, dibuatnya siang dan malam, itu adalah ayat-ayat yang nyata mengenai keberadaan seorang Rasul di muka bumi."